Sabtu, 21 Mei 2011

Only HIM

"Sebab itu, ketahuilah, Aku mau memberitahukan kepada mereka, sekali ini Aku akan memberitahukan kepada mereka kekuasaan-Ku dan keperkasaan-Ku, supaya mereka tahu, bahwa nama-Ku TUHAN."(Yeremia 16:21)

God in the Heaven, and Jesus Christ my Savior, and the Holy Spirit..
Only HIM, my GOD with Trinity Characters
He comes with unending love

The earth shall soon dissolve like snow
The sun forbear to shine
But GOD, Who called me here below
will be forever mine
will be forever mine
YOU are forever mine
-Amazing Grace(my chains are gone)-

Sabtu, 16 April 2011

TUGAS ANALISIS RASIO KEUANGAN BERDASARKAN CAMELS PADA PT. BANK PERMATA, Tbk




CAMELS adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank dan digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank. CAMELS merupakan tolak ukur pemeriksaan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas bank dan dapat memberi gambaran mengenai baik buruknya keadaan suatu bank. Penilaian tersebut meliputi, penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.

Dari Rasio Keuangan PT, Bank Permata, Tbk periode triwulan 2007, 2008, 2009 tersebut dapat dilihat bahwa:


TAHUN 2007

I. Permodalan

CAR(Capital Adequacy Ratio) adalah perbandingan antara modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitung pertumbuhan risiko(margin risk) dari akibat yang berisiko (Sinungan,1993:157). Standar pengukuran tingkat CAR menurut BI yaitu 8% ke atas dapat dikatakan predikat sehat, 6,4% - 7,9% kurang sehat, di bawah 6,4% tidak sehat.


Pada Bank Permata tahun 2007 rasio CAR dengan memperhitungkan risiko kredit rata – rata sebesar 14,53 dengan rincian triwulan Juni 2007 sebesar 14,9. Pada triwulan September 2007 sebesar 14,7% dan triwulan Desember 2007 sebesar 14%. Sedangkan CAR dengan memperhitungkan risiko pasar rata – rata sebesar 13,76%. Jadi rasio CAR/permodalan Bank Permata dikatakan sehat.


II. Kualitas Asset

NPL(Non Performing Loan) merupakan masalah yang sering terjadi akhir – akhir ini yang menyebabkan kredit macet yang akan mengurangi jumlah modal dan pendapatan bank. Semakin kecil NPL maka semakin baik bagi suatu bank.


NPL gross Bank Permata mengalami penurunan dari triwulan Juni 2007 sebesar 6,1%. Pada triwulan September 2007 sebesar 5,6% dan triwulan Desember 2007 sebesar 4,6%. Sedangkan NPL net pada triwulan Juni 2007 sebesar 2,5%. Pada triwulan September 2007 sebesar 2,2% dan triwulan Desember 2007 sebesar 1,5%.


III. Rentabilitas

1. ROA(Return on Assets), merupakan rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan total asetnya. Semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset. Menurut BI, tingkat ROA yang sehat di atas 1,22%, cukup sehat 0,99%-1,22%, kurang sehat 0,77%-0,99%, dan tidak sehat di bawah 0,77%.


Tingkat ROA Bank Permata dikatakan sehat karena memiliki rasio ROA di atas 1.22%. Pada triwulan Juni 2007 sebesar 1,5. Pada triwulan September dan Desember 2007 sebesar 1,9%.


2. ROE(Return on Equity), merupakan perbandingan antara keuntungan yang diperoleh bank dengan total modal sendiri. Jadi, semakin besar ROE akan semakin baik bagi bank.


Pada triwulan Juni 2007, tingkat ROE Bank Permata sebesar 14,5%. Mengalami peningkatan pada triwulan September 2007 sebesar 18,2% dan mengalami penurunan sedikit pada triwulan Desember 2007 sebesar 18,1%.


3. NIM(Net Interest Margin), merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan rata – rata aktiva produktif.


Pada triwulan Juni 2007 sebesar 7,2%, pada triwulan September 2007 sebesar 7,1 % dan triwulan Desember 2007 sebesar 7%.


4. BOPO(Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), yaitu kemampuan bank dalam mempertahankan tingkat keuntungannya agar dapat menutupi biaya-biaya operasional. Menurut BI, tingkat BOPO yaitu jika di bawah 93,52% dikatakan bank tersebut sehat, jika antara 93,52% - 94,72% cukup sehat, jika antara 94,72% - 95,92% kurang sehat, jika di atas 95,92% dikatakan tidak sehat.


Pada Bank Permata tingkat BOPO triwulan Juni 2007 sebesar 89,6%. Pada triwulan September 2007 sebesar 87% dan triwulan Desember 2007 sebesar 84,8%. Jadi, dapat dikatakan kemampuan Bank Permata mempertahankan keuntungannya untuk menutupi biaya – biaya operasional sudah baik/ sehat.


IV. Likuiditas

LDR, merupakan usuran likuiditas dan tingkat efisiensi operasional yang dicapai bank dengan indikator BOPO. Menurut BI, LDR di bawah 93,75% dikatakan sehat, antara 93,76% - 97,5% dikatakan cukup sehat, jika antara 97,6% - 101,25% dikatakan kurang sehat, dan di atas 101,25% tidak sehat.


Bank Permata pada triwulan Juni 2007 mempunyai tingkat LDR sebesar 83,1%, triwulan September 2007 sebesar 84,1%, dan triwulan Desember 2007 sebesar 88%. Jadi dikatakan tingkat LDR Bank Permata sehat.


TAHUN 2008

I. Permodalan

Pada Bank Permata tahun 2008 rasio CAR dengan memperhitungkan risiko kredit triwulan Juni 2008 sebesar 12,5%. Pada triwulan September 2008 sebesar 11,5% dan triwulan Desember 2008 sebesar 11,1%. Sedangkan CAR dengan memperhitungkan risiko pasar rata – rata sebesar 11,3%. Jadi rasio CAR/permodalan Bank Permata tahun 2008 dikatakan sehat.


II. Kualitas Asset

NPL gross Bank Permata triwulan Juni 2008 sebesar 3,8%. Pada triwulan September 2008 sebesar 3,2% dan triwulan Desember 2008 sebesar 3,5%. Sedangkan NPL net pada triwulan Juni 2008 sebesar 1,2%. Pada triwulan September 2008 sebesar 0,7% dan triwulan Desember 2008 sebesar 1,1%.


III. Rentabilitas

a. ROA(Return on Assets)

Tingkat ROA Bank Permata tahun 2008 dikatakan sehat karena memiliki rasio ROA di atas 1,22%. Pada triwulan Juni 2008 sebesar 1,9%. Pada triwulan September 2008 1,8% dan triwulan Desember 2008 sebesar 1,7%.


b. ROE(Return on Equity)

Pada triwulan Juni 2008, tingkat ROE Bank Permata sebesar 15,6%. Mengalami penurunan pada triwulan September 2008 sebesar 14,2% dan triwulan Desember 2008 sebesar 12,4%.


c. NIM(Net Interest Margin)

Pada triwulan Juni 2008 sebesar 6,4%, pada triwulan September 2008 sebesar 6,4 % dan triwulan Desember 2008sebesar 6,2%.


d. BOPO(Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Pada Bank Permata tingkat BOPO triwulan Juni 2008 sebesar 87,6%. Pada triwulan September 2008 sebesar 88% dan triwulan Desember 2008 sebesar 88,9%. Jadi, dapat dikatakan kemampuan Bank Permata mempertahankan keuntungannya untuk menutupi biaya – biaya operasional pada tahun 2008 sudah baik/ sehat.


IV. Likuiditas

Bank Permata pada triwulan Juni 2008 mempunyai tingkat LDR sebesar 93,7%, triwulan September 2008 sebesar 90,4%, dan triwulan Desember 2008 sebesar 81,8%. Jadi dikatakan tingkat LDR Bank Permata sehat.


TAHUN 2009

I. Permodalan

Pada Bank Permata tahun 2009 rasio CAR dengan memperhitungkan risiko kredit triwulan Juni 2009 sebesar 13,4%. Pada triwulan September 2009 sebesar 12,7% dan triwulan Desember 2009 sebesar 12,2%. Sedangkan CAR dengan memperhitungkan risiko pasar rata – rata sebesar 12,7%. Jadi rasio CAR/permodalan Bank Permata tahun 2009 dikatakan sehat.


II. Kualitas Asset

NPL gross Bank Permata triwulan Juni 2009 sebesar 5,7%. Pada triwulan September 2009 sebesar 5,1% dan triwulan Desember 2009 sebesar 4%. Sedangkan NPL net pada triwulan Juni 2009 sebesar 2,5%. Pada triwulan September 2009 sebesar 2,1% dan triwulan Desember 2009 sebesar 1,5%.


III. Rentabilitas

a. ROA(Return on Assets)

Pada triwulan Juni 2009 sebesar 1,7%. Pada triwulan September 2009 1,7% dan triwulan Desember 2009 sebesar 1,4%.


b. ROE(Return on Equity)

Pada triwulan Juni 2009, tingkat ROE Bank Permata sebesar 18,2%. Mengalami penurunan pada triwulan September 2009 sebesar 18,5% dan mengalami penurunan pada triwulan Desember 2009 sebesar 13,3%.


c. NIM(Net Interest Margin)

Pada triwulan Juni 2009 sebesar 5,5%, pada triwulan September 2009 sebesar 5,5 % dan triwulan Desember 2009 sebesar 5,7%.


d. BOPO(Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Pada Bank Permata tingkat BOPO triwulan Juni 2009 sebesar 87,1%. Pada triwulan September 2009 sebesar 86,8% dan triwulan Desember 2009 sebesar 89,2%. Jadi, kemampuan Bank Permata mempertahankan keuntungannya untuk menutupi biaya – biaya operasional pada tahun 2009 sudah baik/ sehat.


IV. Likuiditas

Bank Permata pada triwulan Juni 2009 mempunyai tingkat LDR sebesar 85,4%, triwulan September 2009 sebesar 87,4%, dan triwulan Desember 2009 sebesar 90,6%. Jadi dikatakan tingkat LDR Bank Permata sehat.


Jika dibandingkan antara periode tahun 2007, 2008, dan 2009 maka menurut penulis peride terbaik dari ketiga periode tersebut adalah pada tahun 2007. Misalnya untuk tingkat CAR periode triwulan Desember 2007 sebesar 14% sedangkan periode 2008 sebesar 11,1% dan 2009 sebesar 12,2%. Tingkat ROE yang juga lebih besar sebesar 18,1% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 12,4% dan tahun 2009 sebesar 13,3%. Walaupun demikian pada periode 2007, 2008, dan 2009 pada triwulan Juni, September, dan Desember Bank Permata dapat dikatakan sehat.


sumber : www.bi.go.id


Minggu, 03 April 2011

TUGAS 4 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB III HAL. 253

LATIHAN 3-10

a. Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan.

Hak pemegang saham biasa:

1. Hak Kolektif

Mengubah anggaran dasar perusahaan

Membuat dan mengubah ART perusahaan

Memilih direksi perusahaan

Menyetujui dan mengesahkan penjualan aktiva tetap

Mengadakan merger

Mengubah jumlah saham biasa

Menerbitkan saham berharga

2. Hak Individual

Hak suara dalam RUPS

Menjual saham kepada orang lain

Memeriksa pembukuan

Memperoleh sisa penjualan aktiva hasil likuidasi

b. Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.

Ciri – ciri saham preferen:

Mempunyai hak prioritas terhadap laba dibandingkan dengan saham biasa

Dividen ditetapkan dengan jumlah yang tetap

Mempunyai hak untuk memiliki kekayaan lebih dulu dibandingkan dengan saham biasa

Penerbitan seguritas yang baru harus mendapatkan izan dari pemilik saham preferen

Dividen Cumulative(mempunyai hak untuk mendapatkan dividen secara kumulatif bisa sebelumnya perusahaan rugi)

Convertibles prefered stock(hak untuk diubah menjadi saham biasa).

c. Saham diperoleh Kembali(treasury stock)

1. Treasury stock adalah saham perusahaan yang telah dikeluarkan dan kemudian ditarik kembali dari peredaran.

Pemegang treasury stocks tidak memperoleh dividend dan tidak memiliki hak suara.

2. Stock Right

Hak Beli Saham dikeluarkan oleh perusahaan dalam bentuk Sertifikat Hak Beli Saham/HBS (STOCK RIGHT).

Untuk mendapatkan satu lembar stock right, seorang pemegang saham harus sudah mempunyai beberapa lembar saham sesuai ketentuan perusahaan.

Stock right diterbitkan untuk pemegang saham yang sudah ada guna mengizinkan mereka untuk menjaga persentase kepemilikan ketika saham baru akan diterbitkan (beberapa undang-undang negara bagian mewajibkan hak memesan terlebih dahulu).

3. Waran Saham(stock warrant)

Waran merupakan salah satu instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa. Waran juga dikeluarkan perusahaan dalam rangka mendapatkan dana dan biasanya waran juga merupakan pemanis dari suatu produk investasi untuk menarik dana dari publik oleh perusahaan. Waran dijual oleh perusahaan secara tunai.

Sabtu, 19 Maret 2011

TUGAS 3 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Soal Bab 2 Hal. 149

2-11

Jelaskan model akuntansi biaya historis dan penilaian wajar. Apakah penyebab dari perubahan menuju akuntansi penilaian wajar?

Jawab:

Biaya historis adalah nilai dari transaksi aktual perusahaan di masa lalu, sehingga akuntansi biaya historis disebut juga dengan akuntansi berdasarkan transaksi(transaction based).

Penilaian wajar adalah estimasi nilai ekonomis atas aset atau kewajiban pada masa sekarang. Disebut juga harga pasar aset saat sekarang, apabila harga pasar aset tersedia.

Penyebab perubahan menuju penilaian wajar karena dengan biaya historis nilai aset atau kewajiban akan berubah apabila pencatatan nilai yang tetap pada biaya historis yaitu nilai aset saat dibeli serta mengurangi manfaat laporan keuangan, terutama neraca. Dengan demikian model akuntansi biaya historis diubah menjadi penilaian wajar.

2-58A

Sebutkan implikasi potensial dari tanggung jawab auditor terhadap pemakai yang bersandar pada laporan keuangan!

Jawab:

1. Standar audit. Yang Berlaku Umum

GAAS(Generally Accepted Auditing Standards) merupakan alat ukur untuk menilai kualitas prosedur audit.

2. Prosedur Audit

Mengidentifikasikan kesalahan dan penyimpangan yang jika tidak terdeteksi akan memberikan dampak material pada kewajaran penyajian dan kesesuaian laporan keuangan dengan GAAP.

2-69B

Identifikasi dan jelaskan tiga bentuk manajemen laba yang dapat mengurangi kualitas laba!

Jawab:

1. Tindakan kepalang basah( taking a big bath), dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan tidak bisa dihindari pada periode berjalan, dengan cara mengakui biaya – biaya pada periode- periode yang akan dating dan kerugian periode berjalan.

2. Meminimumkan laba(income minimation), dilakukan saat perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang dilakukan dapat berupa pembebanan pengeluaran iklan, riset, dan pengembangan yang cepat dan sebagainya.

3. Perataan laba(income smoothing), merupakan bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara menaikkan dan menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.

Sabtu, 05 Maret 2011

Tugas Analisis Laporan Keuangan

Latihan 2-13

Akuntansi bagi Cadangan Tersembunyi

Sebuah cadangan ingin dibuat untuk itu cadangan dibuat saat laba sedang tinggi dan dikeluarkan untuk meningkatkan laba pada periode ketika laba sedang turun.

Diminta:

Cadangan untuk piutang tak tertagih, persediaan, beserta akrual dengan jumlah besar yang terkait dengan beban restrukturisasi .

  1. Jelaskan kapan dan bagaimana cadangan tersembunyi dibentuk!
  2. Jelaskan kapan dan bagaimana cadangan tersembunyi digunakan untuk meningkatkan laba!

Jawab:

  1. Menurut penulis, cadangan tersembunyi dibentuk pada saat perusahaan sudah mengurangi harga penjualan dengan biaya produksi, lalu mengurangi semua biaya operasional, pembagian dividen(jika perusahaan menerbitkan saham), pajak, maupun piutang – piutang yang tak tertagih. Setelah itu barulah perusahaan dapat membentuk cadangan tersembunyi bagi perusahaan.
  2. Pada saat laba sedang mengalami penurunan atau pada saat perusahaan memerlukan dana untuk menutupi biaya atau kerugian. Manajer tidak melaporkan bagian laba pada periode, baik dengan menciptakan cadangan atau “bank” laba dan kemudian melaporkan laba tersembunyi ini pada saat periode buruk. Cara ini disebut perataan laba.

Sumber : Analisis Laporan Keuangan K. R Subramanyam dan John J. Wild edisi 10, Salemba empat

Sabtu, 19 Februari 2011

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

SOAL 1-1

Kampa Company beroperasi di tahun 1992 sedangkan Arbor Company pada tahun 1998. Perusahaan tersebut membayar bunga 7% atas utang mereka lepada kreditor.


Berikut informasi mengenai kedua perusahaan:


Kampa Company

Arbor Company

2003

2002

2001

2003

2002

2001

Perputaran total aktiva

3.0

2.7

2.9

1.6

1.4

1.1

Pengembalian atas total aktiva

8.9%

9.5%

8.7%

5.8%

5.5%

5.2%

Margin Laba

2.3%

2.4%

2.2%

2.7%

2.9%

2.8%

Penjualan

$400.000

$370.000

$386.000

$200.000

$160.000

$100.000


PADA KAMPA COMPANY


1. Kenaikan perputaran total aktiva cukup baik, semakin besar pada tahun 2003 walaupun menurun sedikit pada tahun 2002.

2. Pengembalian atas total aktiva mengalami kenaikan pada tahun 2002.

3. Margin laba terbesar pada tahun 2002 yaitu sebesar 2,4%.

4. Penjualan paling besar pada tahun 2003.


PADA ARBOR COMPANY


1. Perputaran total aktiva paling baik pada tahun 2003.

2. Pengembalian atas total aktiva naik pada tahun 2003.

3. Margin laba terbesar pada tahun 2002 yaitu sebesar 2,9%.

4. Penjualan paling besar pada tahun 2003.


Menurut penulis, kemampuan perusahaan menggunakan aktiva secara efisien dapat dilihat dari berapa besar margin laba(profit laba) dari perusahaan tersebut. Dengan tingkat profitabilitas yang tinggi berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat biaya rendah dan menghasilkan laba yang tinggi. Pada kasus ini kedua perusahaan sudah baik, tetapi lebih baik pada Arbor Company pada perolehan profit marginnya.


Financial Leverage dianggap baik jika perusahaan memperoleh pendapatan dari penggunaan dana. Menurut penulis, Kampa Company dan Arbor Company dapat dikatakan sukses dalam melakukan financial leverage di tahun 2003 karena penjualan yang lebih besar dari penggunaan dana dan atas utang mereka kepada kreditor.


Sumber : Analisis Laporan Keuangan K. R Subramanyam dan John J. Wild edisi 10, Salemba empat