Jumat, 31 Desember 2010

INDONESIA DAN MALAYSIA


Hubungan Malaysia dengan Negara kita Indonesia belakangan ini sering memanas. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain masalah model Indonesia yang terlibat masalah dengan Malaysia, masalah kebudayaan kita, bahkan sampai penyiksaan Tenaga Kerja Indonesia. Padahal jika kita lihat, kita banyak kemiripan dengan Malaysia, dimulai dengan bahasa yang hampir sama, ras, bahkan kita ternyata masih satu rumpun dengan Malaysia. Negara tetangga kita yang satu ini memang tidak pernah akur dengan Negara kita, hal ini bisa kita lihat dari sejarah antara kedua Negara Asia ini.

Seperti yang kita tahu kemerdekaan Malaysia adalah ‘pemberian’ Inggris sebagai penjajahnya. Secara nama, Malaysia yang berasal dari kata Malaya itu tentu saja logikanya jika akan dibuat Negara tentu ya wilayah jajahan Inggris di Semenanjung Malaya. Pertamanya memang seperti itu dan Indonesia tidak mempermasalahkan bedirinya Malyasia itu. Negara Malaysia atau yang lebih tepatnya Federasi Malaysia adalah negara federasi gabungan dari beberapa kerajaan local di wilayah Semenanjung Malaysia. Kalimantan Utara yang terdiri dari tiga wilayah yaitu Sabah, Sarawak dan Brunei tidak termasuk ke dalam wilayah Malaysia namun masih tetap berupa koloni Inggris.

Namun ternyata Inggris memepunyai rencana lain tentang Negara Malaysia. Inggris hendak menggabungkan Kalimantan sebelah Utara bersama wilayah Semenanjung Malaya dalam satu Negara bernama Malaysia. Terang saja Soekarno selaku Presiden Indonesia saat itu sangat marah dan tidak terima. Bukan masalah Kalimantan Utara yang tidak masuk wilayah Indonesia itu tapi keberadaan Negara itu justru akan mengancam kedaulatan Indonesia karena hanya merupakan boneka Inggris. Jika wilayah Kalimantan Utara itu diisi Negara bentukan Inggris tentu peluang Inggris menguasai Indonesia, terutama Kalimantan, sangat besar. Tinggal lintas darat sudah sampai Kalimantan. Disamping itu semangat yang sedang berkembang di dunia adalah anti neo imperialism dan neo kolonialisme sedangkan penggabungan wilayah Inggris itu bisa dikatakan neokolonialisme.

Peperangan di wilayah Kalimantan Utara terus berlangsung dengan tanpa keterlibatan pemerintah Indonesia aktif secara resmi. Untuk mengatasi peperangan itu secara diplomasi, para calon Negara-Negara anggota Malaysia dan pemerintah Indonesia serta Filipina berunding di Manila 31 Juli 1963. Akhirnya dicapai kesepakatan pembentukan Negara Malaysia baru itu boleh terjadi asalkan diadakan referendum apakah wilayah yang disengketakan itu [Sabah, Sarawak, Brunei] ingin bergabung dengan Malaysia atau tidak. Sayangnya ternyata kesepakatan itu dikhianati oleh Malaysia yang secara sepihak menyatakan bahwa calon Negara-Negara bagian yang ada, termasuk Sabah dan Sarawak , bergabung dengan Malaysia. 16 September 1963 dijadikan hari persatuan mereka meskipun hari kemerdekaan tetap dianggap 31 Agustus 1957 saat semenanjung Malaya dimerdekakan Inggris. Soekarno benar-benar marah atas keputusan sepihak ini. Ketika Malaysia bergabung dengan PBB dan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesiapun dibawa Soekarno keluar dari PBB 7 Januari 1965.

Dengan bertemunya Timnas Indonesia dengan Malaysia di final Piala AFF juga membuktikan bahwa kita masih bersaudara dan masing – masing Negara mempunyai ambisi yang sama besar untuk bisa menjadi Negara yang maju dan lebih baik lagi di kancah Internasional. Terus bertengkar dan perang antara masing – masing kita baik untuk masyarakat maupun pemerintah, ini tidak akan pernah menyelesaikan masalah kita dan akan semakin memperburuk hubungan kedua Negara. Pada akhirnya Tim Malaysia menang dalam AFF beberapa hari lalu, tetapi semangat dan kerja keras Tim Indonesia sangat membanggakan dan saya bangga dapat melihat bangsa Indonesia yang perlan – lahan bangkit kembali.

Suatu pilihan kalau kita mau mengambil keputusan untuk berdamai dengan Malaysia. Tetapi sampai kapanpun semua permasalahan ini akan merugikan bangsa kita sendiri. Negara Indonesia pantas untuk bangkit, dan kita akan bangkit tanpa menghiraukan semua halangan yang ada. Jangan pernah terpengaruh. BANGKITLAH INDONESIAKU…

Sumber:

http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia-Malaysia_confrontation

http://www.inilah.com/kartun/pop_editorial.php?id=148753

0 komentar:

Posting Komentar