Rabu, 29 Desember 2010

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

PENDAHULUAN

Dalam suatu usaha pasti terdapat beberapa permasalahan yang dapat mengganggu kegiatan produksi antara lain: permasalahan mengenai alat-alat produksi, permasalahan mengenai sistem informasi, dll. Di dalam permasalahan yang terjadi pasti dibutuhkan suatu pemecah masalah yang memuat berbagai keputusan-keputusan yang merupakan suatu tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan suatu masalah yang bertujuan untuk menghindari atau mengurangi tingkat resiko dari permasalahan tersebut.

Menurut Herbert A. Simon (Englewood Cliffe, NJ: Prentice-Hall, 1977), 46 suatu keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan dengan keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram. Keputusan terprogram bersifat “berulang dan rutin, sampai pada batas hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de nove (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi”. Keputusan tak terprogram bersifat “baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tidak terlihat / rumit, / karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.

Untuk mendapatkan suatu keputusan tidaklah mudah pasti membutuhkan beberapa proses untuk menghasilkan suatu keputusan yang berkualitas.

Sistem penunjang keputusan (decision support system) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan berkomunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi yang dihasilkan dapat berupa laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan sistem pakar. Komunikasi digunakan oleh para manager ketika mereka terlibat dalam pemecahan masalah. . Penulis akan lebih jauh mengulas tentang sistem pendukung keputusan di bawah ini.

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

1.1 Maksud pembuatan keputusan & Teori yang menjelaskannya.

Sistem penunjang keputusan atau yang sering dikenal dengan decision support system (DSS) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan berkomunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi yang dihasilkan dapat berupa laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan sistem pakar.

Menurut Herbert A. Simon ada suatu rangkaian keputusan dengan keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram seperti yang telah diulas oleh penulis sebelumnya. Ada beberapa tahap pengambilan keputusan menurut Simon yaitu:

1. Kegiatan Intelijen

Kegiatan intelijen berkaitan dengan sebuah langkah yang bergerak dari suatu tingkat sistem ke subsistem dan bagian-bagian sistem yang dianalisis secara berurutan dan kegiatan yang mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.

2. Kegiatan Merancang

Kegiatan merancang berhubungan dengan sebuah langkah mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai altenatif dan kegiatan dimana menemukan, mengembangkan, dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.

3. Kegiatan Memilih

Kegiatan memilih bertujuan untuk memilih solusi terbaik dan kegiatan yang memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.

4. Kegiatan Menelaah

Kegiatan menelaah berkaitan dengan sebuah langkah yang menerapkan solusi untuk menindak lanjuti dan menilai pilihan – pilihan yang lalu.

1.2 Konsep pengertian dasar dan tujuan SPK (DSS).

Konsep DSS dimulai pada akhir tahun 1960 dengan timesharing komputer. Pada tahun inilah, seseorang untuk pertama kalinya dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi.

Pada tahun 1971, istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony Gorry & Michael S. Scott Morton. Adapun tujuan dan maksud diciptakannya DSS untuk mengarahkan aplikasi komputer kepada suatu pengmabilan keputusan manajemen dan mengembangkan yang telah dikenal sebagi Gorry and Scott Morton Grid.

Gorry dan Scott Morton menggambarkan jenis-jenis keputusan menurut struktur masalah. Tahap-tahap pengambilan keputusan Simon digunakan untuk menentukan struktur masalah.

Ada 3 macam masalah:

1. Masalah Struktur merupakan suatu masalah yang memiliki tiga tahapan yaitu intelijen, rancangan, dan pilihan sehingga masalah mudah diidentifikasi dan dimengerti.

2. Masalah tak terstruktur suatu masalah yang tidak memiliki tiga tahapan struktur yang dikemukakan oleh Simon.

3. Masalah semi-terstruktur merupakan suatu masalah yang memiliki satu atau dua tahapan seperti yang telah dikemukakan oleh Simon di atas.

Menurut MIT, Peter G. W. Keen dan Scott Morton tujuan SPK adalah sebagi berikut:

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi-terstruktur.

2. Mendukung penilaian manajer bukan untuk mecoba menggantikannya.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan daripada efisiensinya.

Tujuan-tujuan tersebut berhubungan dengan struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. Struktur masalah sulit untuk menemukan masalah baik masalah terstruktur maupun tak terstruktur. Adapun SPK diarahkan pada area tempat sebagian besar masalah berada. Dukungan keputusan menggambarkan suatu hubungan antara struktur masalah dengan dukungan yang dapat disediakan oleh komputer. Manager dan komputer adalah suatu tim dalam memecahkan masalah yang berada di area semi-terstruktur. Efektivitas keputusan untuk menghasilkan suatu keputusan yang lebih baik tanpa harus menghabiskan waktu extra manager.

1.3 Model SPK (DSS)

Ada tiga subsistem model DSS yaitu:

1. Perangkat Lunak Penulis Laporan

Perangkat lunak penulis laporan menghasilkan laporan peridik yang disiapkan sesuai jadwal dan biasanya dihasilkan oleh perangkat lunak yang dikodekan ke dalam bahasa pemrograman seperti COBOL atau PL/I. Laporan khusus adalah sebuah jawaban atas kebutuhan informasi yang berbentuk database query oleh user yang menggunakan query language dari DBMS.

2. Model Matematika

Model matematika menghasilkan suatu informasi sebagai hasil dari sirmulasi yang melibatkan beberapa kmponen dari sistem fisik perusahaandan dapat ditulis dalam bahasa pemrograman prosedurial yang bertujuan untuk memudahkan tugas dan memiliki potensi bekerja lebih baik.

3. Groupware

Groupware beberapa pemcah masalah bekerja sama sebagai satu kelompok untuk mencapai suatu solusi. Para anggota kelompok berkomunikasi secara langsung maupun melalui groupware.

1.4 SPK berkelompok (group decison support system / GDSS)

Seorang manager tidaklah mungkin memecahkan masalah sendirian tanpa adanya hal-hal yang dapat mendukung memecahkan suatu masalah. Sistem pendukung keputusan kelompok atau yang lebih akrab dikenal dengan group decison support system / GDSS merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok orang yang ikut terlibat dalam satu tugas bersama dan menyediakn interface bagi suatu lingkungan yang digunakan secara bersama. GDSS berkontribusi pada pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi.

1.5 Peranan SPK (DSS) dalam pemecahan masalah

GDSS berkontribusi pada pemecahan masalah dengan berkomunikasi yang lebih baik yang memungkinkan keputusan yang lebih baik dengan menjaga diskusi terfokus pada masalah yang menyebabkan kita dapat menghemat waktu. Dengan penghematan waktu tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi lebih banyak lagi alternatif.


SUMBER:

http://www.smecda.com/e-book/SIM/Simbab3.pdf

0 komentar:

Posting Komentar